Perawatan Pit dan Fisura
Menurut M. John
Hick (dalam J.R Pinkham, 1994: 456), sejumlah pilihan perawatan bagi para
dokter gigi dalam merawat pit dan fisura, meliputi:
a.
Melalui pengamatan (observasi),
menjaga oral higiene, dan pemberian fluor
b.
Pemberian sealant
Upaya pencegahan terjadinya karies permukaan gigi telah dilakukan
melalui fluoridasi air minum, aplikasi topikal fluor selama perkembangan
enamel, dan program plak kontrol. Namun tindakan ini tidak sepenuhnya efektif
menurunkan insiden karies pada pit dan fisura, dikarenakan adanya sisi anatomi
gigi yang sempit.
Pemberian fluor secara topikal dan sistemik, tidak
banyak berpengaruh terhadap insidensi karies pit dan fisura. Hal ini karena pit
dan fisura merupakan daerah cekungan yang dalam dan sempit. Fluor yang telah diberikan tidak cukup kuat
untuk mencegah karies. (R.J Andlaw, 1992: 58). Pemberian fluor ini terbukti
efektif bila diberikan pada permukaan gigi yang halus, dengan pit dan fisura
minimal.
Upaya lain dalam pencegahan karies pit dan fisura telah
dilakukan pada ujicoba klinis pada tahun 1965 melalui penggunaan sealant pada
pit dan fisura. Tujuan sealant pada pit dan fisura adalah agar sealant berpenetrasi
dan menutup semua celah, pit dan fisura pada permukaan oklusal baik gigi sulung
maupun permanent. Area tersebut diduga menjadi tempat awal terjadinya karies
dan sulit dilakukan pembersihan secara mekanis.
Indikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah sebagai
berikut:
- Dalam, pit dan fisura retentif
- Pit dan fisura dengan dekalsifikasi minimal
- Karies pada pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau permanen lainnya
- Tidak adanya karies interproximal
- Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva
- Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.
Sedangkan kontraindikasi pemberian sealant pada pit dan fisura
adalah
- Self cleansing yang baik pada pit dan fisura
- Terdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies interproximal yang memerlukan perawatan
- Banyaknya karies interproximal dan restorasi
- Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari kontaminasi saliva
- Umur erupsi gigi lebih dari 4 tahun.
Pertimbangan lain dalam pemberian sealant juga sebaiknya
diperhatikan. Umur anak berkaitan
dengan waktu awal erupsi gigi-gigi tersebut. Umur 3-4
tahun merupakan waktu yang berharga untuk pemberian sealant pada geligi susu;
umur 6-7 tahun merupakan saat erupsi gigi permanen molar pertama; umur 11-13
tahun merupakan saatnya molar kedua dan premolar erupsi. Sealant segera dapat
diletakkan pada gigi tersebut secepatnya. Sealant juga seharusnya diberikan
pada gigi dewasa bila terbukti banyak konsumsi gula berlebih atau karena efek
obat dan radiasi yang mengakibatkan xerostomia.
Comments
Post a Comment