Fissure Sealant

Pemberian sealant pada gigi telah terbukti memiliki keefektifan tinggi dalam pencegahan karies oleh bahan sealant didasarkan penutupan pit dan fisura sehingga mikroflora dalam pit dan fisura tdak dapat menjangkau nutrisi yang dibutuhkan. Retensi adekuat sealant diperlukan untuk menutupi permukaan gigi terutama pada area yang dalam, pit dan fisura yang tidak teratur, dan aplikasinya dilakukan pada daerah yang bersih dan kering saat prosedur dilakukan.
Kebanyakan sealant yang tersedia di pasaran adalah berbasis resin. Pemberian sealant berbasis resin memerlukan teknik khusus dan dipengaruhi banyak faktor. Seperti kerjsama pasien pasien, ketrampilan operator dan kontaminasi area tindakan. Perlunya etsa pada prosedur sealant resin membuat sulit dilakukannya etsa pada molar yang erupsinya sebagian (Subramaniam, 2008).
Menurut cara lama, etsa pada gigi sulung dilakukan selama 1 menit dan 1,5 menit pada gigi permanent. Pada studi klinis lain, diperoleh hasil bahwa lama etsa dengan bahan etsa yang serupa selama 20 detik memiliki kemampuan yang sama dengan etsa selam 1 dan 1,5 menit. selama 10 detik pada permukaan yang dietsa. Pastikan aliran air benar-benar mengenai bahan etsa dan tidak teserap dulu oleh cotton roll. Setelah dilakukan aliran air, dilakukan pengeringan dengan semprot udara untuk menghilangkan air .
Menghindari kontaminasi saliva selama prosedur sealant sangat penting, proteksi saliva saat melakukan etsa merupakan kunci sukses dalam perawatan. Pada umumnya, isolasi dapat dilakukan melalui dua metode yaitu melalui penggunaan rubber dam dan isolasi dengan cotton roll.
Bentukan hasil etsa menghasilkan struktur yang memungkinkan penetrasinya ke dalam enamel dan membentuk ikatan mekanikal yang efektif. Kerugian dari bahan resin adalah retensi pada struktur gigi hanya tergantung pada jumlah perlekatan mekanisnya. 15-20 detik pengetsaan memberikan retensi yang cukup bagi perlekatan sealant. 
Beberapa penelitian menunjukkan semen ionomer kaca memiliki kemampuan mencegah karies, dengan manipulasi lebih mudah, dan aplikasinya tidak memerlukan proses etsa terlebih dahulu. Semen ionomer kaca lebih memungkinkan dilakukannya sealant pada kondisi-kondisi sulit. Sulitnya kontrol terhadap kondisi lembab pada gigi yang belum erupsi sempurna, dan sulitnya manajemen pasien anak adalah beberapa kesulitan aplikasi sealant. Aplikasi yang mudah sangat mengurangi waktu tindakan. Bahan yang kompatibel dan mempunyai koefisien termal yang lebih rendah dari struktur gigi. Keuntungan glass ionomer lainnya adalah kemudahan penggunaan dalam program kemasyarakatan karena waktunya cepat dan efektif.
Penambahan warna pada sealant meningkatkan persepsi saat aplikasi dan saat control berikutnya. Sebagai sealant yang terlihat, memberikan keuntungan untuk melihat adanya kehilangan sealant. Warna putih lebih estetis dan lebih diterima pasien.
Pemberian sealant pada awal-awal erupsi memerlukan frekuensi lebih sering untuk re-aplikasi ulang pemberian fissure sealant. Resin melekat pada enamel melalui etsa asam yang menyediakan perlekatan mekanis yang lebih kuat dibandingkan perlekatan pada semen ionomer kaca. Dengan alasan ini, semen ionomer kaca sebagai fissure sealant sering tidak berhasil diletakkan pada fisura yang tidak dalam. Bagaimanapun aplikasinya, dengan segera akan hilang oleh abrasi atau erosi.
Efek pencegahan karies dari sealant semen ionomer kaca tergantung pada retensi dan kemampuan melepaskan fluoridenya. Fluoride yang dilepaskan mencegah perkembangan karies setelah bahan sealant nampak menghilang. Secara mikroskopis, kemampuan ion fluoride yang menyebar pada enamel memberikan daya tahan terhadap proses demineralisasi.

Dari berbagai sumber

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Daftarkan Blog Anda ( Blog Directory)

Jenis - Jenis Cengkeram

RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI