PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Dalam kedokteran, baik kedokteran umum maupun kedokteran gigi pemeriksaan denyut nadi dan pengukuran tekanan darah merupakan hal yang sangat penting karena digunakan untuk indikator dalam menilai sistem kardiovaskuler.
Pemeriksaan denyut nadi sangat mudah dilakukan dengan cara palpasi, kita dapat melakukan sendiri. Di samping itu dengan perkembangan teknologi saat ini dapat menggunakan alat elektronik yang canggih.


PEMERIKSAAN DENYUT NADI DAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Dalam kedokteran, baik kedokteran umum maupun kedokteran gigi pemeriksaan denyut nadi dan pengukuran tekanan darah merupakan hal yang sangat penting karena digunakan untuk indikator dalam menilai sistem kardiovaskuler.
Pemeriksaan denyut nadi sangat mudah dilakukan dengan cara palpasi, kita dapat melakukan sendiri. Di samping itu dengan perkembangan teknologi saat ini dapat menggunakan alat elektronik yang canggih.
Tekanan darah dapat diukur dengan dua metoda :
1.Metoda Langsung (Direct Method).
Metoda ini menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan dihubungkan dengan manometer.
Metoda ini merupakan cara yang sangat tepat untuk pengukuran tekanan darah tapi butuh peralatan yang lengkap dan ketrampilan khusus.
2.Metoda tidak langsung (Indirect Method).
Metoda ini menggunakan shpygmomanometer (tensi meter).
Tekanan darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu :
a.Cara Palpasi.
Dengan cara ini hanya dapat diukur tekanan sistolik
b.Cara Auskultasi.
Dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun tekanan diastolic
Cara ini memerlukan alat “ Stethoscope “.
TUJUAN
1.Memeriksa denyut nadi dan mengukur tekanan darah
a.Memeriksa denyut nadi secara palpasi.
b.Mengukur tekanan darah secara palpasi.
c.Mengukur tekanan darah secara auskultasi.
2.Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah.
3.Mengamati dan mempelajari pangaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah.

ALAT PRAKTIKUM
1.Meja periksa / tempat tidur
2.Stopwacth / arloji (jam)
3.Sphygmomanometer ( tensimeter), terdiri dari :
•Manometer air raksa + klep pembuka penutup.
•Manset udara.
•Selang karet.
•Pompa udara dari karet + sekrup pembuka penutup.
4.Stethoscope.
5.Bangku latihan fisik.
6.Metronom.
PROSEDUR PRAKTIKUM
1.Memeriksa denyut nadi dan mengukur tekanan darah
Memeriksa denyut nadi secara palpasi
a.Pilih salah satu mahasiswa coba ( MC I ).
b.Suruh MC I berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit di meja periksa atau tempat tidur.
c.Letakkan kedua lengan disisi tubuh dengan kedudukan volar.
d.Periksa denyut arteri radialis dextra dengan menggunakan ujung jari II–III–IV yang diletakkan sejajar satu terhadap yang lain diatas arteri radialis tersebut.
Tentukan:
•Frekuensinya…………………………Jumlah denyut / menit.
•Iramanya ……………………………..Jumlah denyut / menit.
Mengukur tekanan darah secara palpasi.
a.MC1 tetap berbaring terlentang tenang di meja periksa / tempat tidur.
b.Letakkan lengan yang hendak diukur tekanan darahnya (lengan kanan) disisi tubuh dengan kedudukan volar.
c.Pasang manset pada lengan atas kanan, sekitar 3 cm diatas fossa cubuiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar)
d.Raba serta rasakan denyut arteri radialis dextra
e.Pompakan udara kedalam manset ( menggunakan pompa udara ) sampai denyut arteri radialis dextra tak teraba.
f.Pompakan terus udara kedalam manset sampai tinggi Hg pada manometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut arteri radialis dextra tak terasa
g.eluarkan udara dalam manset secara pelan dan berkesinambungan ( dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan dengan arah jarum jam )
Catat tinggi Hg pada manometer dimana arteri radialis pertama kali teraba kembali.
Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan sistolik cara palpasi
h.Catat data sesuai format : Tabel E-3
Mengukur tekanan darah secara auskultasi
a.MC I tetap berbaring terlentang tenang diatas meja periksa / tempat tidur dengan manset tetap terpasang di lengan atas kanan, posisi lengan tetap disisi tubuh dengan kedudukan volar.
b.Tentukan letak arteria brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti dan letakkan stethoscope ( bell stethoscope) diatas arteria brachialis dextra tersebut.
c.Pompakan udara kedalam manset, maka saudara akan mendengar suara bising arteria brnchialis dextra melalui stethoscope.
d.Teruskan memompa udara kedalam manset, pada suatu saat suara bising arteria brachialis dextra akan menghilang
e.Pompakan terus udara kedalam manset sampai tingi Hg pada manometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana suara bising arteri branchialis dextra telah menghilang
f.Keluarkan udara didalam manset secara pelan dan berkesinambungan, maka saudara akan mendengar :
1.Suara Korotkoff I
Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi.
2.Suara Korotkoff IV dan V
Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan diastolic secara auskultasi.
g.Catat data sesuai format : Tabel E - 3

Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah.
1.
a. Pilih satu mahasiswa coba ( MC 2 )
MC 2 boleh sama dengan MC 1 atau mahasiswa lain dalam kelompok yang bersangkutan
b. Pilih satu mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC 2 pada arteri
radialis sinistra selama praktikum point D.2
c. Pilih satu mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah MC 2 pada lengan kanan
secara auskultasi selama praktikum point D.2
d. Pilih satu mahasiswa untuk mencatat data.
2. MC 2 suruh berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit, kemudian tentukan
frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra serta dan tekanan darah pada
lengan kanan secara auakultasi ( masin-masing dikur tiga kali berturut-turut)
selanjutnya serta bilang nilai rata-ratanya.
3. MC 2 suruh duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian: tentukan frekuensi dan irama
denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara
auskultasi ( masing-masing diukur sebanyak juga kali berturut-turut ) selanjutnya
hitung nilai rata-ratanya.
4. MC 2 suruh berdiri tenang dengan sikap anatomis selama 2-3 menit, kemudian : tentukan frekuensi, irama denyut arteria radialis sinistra dan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi, masing-masing diukur tiga kali berturut-turut, serta hitung nilai rata-ratanya.
5. Catat data sesuai format : Tabel E-3
Mengamati dan mempelajari pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah.
1. a. Pilih satu mahasiswa coba MC 3
MC 3 boleh sama dengan MC 2 atau mahasiswa lain dalam kelompok yang bersangkutan
b. Pilih satu mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC 3
pada arteri radialis sinistra selama praktikum point D.3
c. Pilih salah satu mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah
MC 3 pada lengan kanan secara auskultasi selama praktikum point D.3
d. Pilih satu mahasiswa untuk mengukur data
1.MC 3 suruh duduk tenang selama 2-3 menit kemudian : periksa denyut nadi arteria radialis sinistra serta dan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi, ( masing-masing diperiksa atau diukur tiga kali berturut-turut )
2.Dengan masnset tetap terpasang dengan lengan atas kanan, MC 3 melakukan latihan fisik secara : “ Step test ( naik turun bangku )” 20 kali permenit selama duamenit dengan dipandu oleh irama metronom yang disetting pada frekuensi 80 ketukan permenit.
3.Setelah step test berakhir, MC 3 suruh segera duduk, ukurlah frekuensi nadi serta tekanan darahnya masing-masing satu kali saja
4.Teruskan mengukur frekunsi nadi dan tekanan darah dengan interval 2 menit ( menit ke-3…..menit ke 6……menit ke 9…….dan seterusnya ) sampai nilainya kembali seperti keadaan sebelum latihan.
Catatan : Untuk setiap saat atau interval pengukuran denyut nadi dan tekanan darah hanya diukur satu kali
5.Catat data sesuai format : table E-3

DATA ( HASIL ) PRAKTIKUM
Tabel E.1 : DATA DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH
MHS coba Pemeriksa Denyut Nadi Tekanan sistolik
( Palapsi ) Tekanan sistolik
( Auskultasi ) Tekanan sistolik
( auskultasi )
MC I Melia 62 85 95 60
Happy 64 80 90 70
Grace 61 83 90 50
Reina 64 85 90 70
Aulia 60 84 90 60
Posisi tubuh Denyut nadi Tekanan Sistolik
Auskultasi Tekanan Diastolik
Auskultasi
BERBARING
TERLENTANG

1. 68
2. 70
3. 69
Mean = 69 1. 110
2. 106
3. 108
Mean = 108
1. 80
2. 74
3. 72
Mean: 77.3
DUDUK
1. 78
2. 72
3. 78
Mean = 76 1. 114
2. 90
3. 100
Mean = 101,3 1. 74
2. 70
3. 70
Mean = 71,3
BERDIRI
1. 73
2. 80
3. 75
Mean = 76
1. 110
2. 100
3. 100
Mean = 103,3
1. 70
2. 70
3. 80
Mean = 73, 3
Tabel E.2 : DATA PENGARUH POSISI TUBUH TERHADAP DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH.
Tabel E-3: PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH
Waktu Denyut Nadi Tekanan Sistolik
(Auskultasi) Tekanan Sistolik
(Auskultasi)
Pra latihan
1. 66 x / menit
2. 65 x / menit
3. 66 x / menit
Mean = 65, 7
1. 100 mmHg
2. 100 mmHg
3. 90 mmHg
Mean = 96, 7
1. 70 mmHg
2. 70 mmHg
3. 60 mmHg
Mean = 66,7
Pasca latih Menit
Ke - 1 70 120 80
Menit
Ke – 3 67 120 70
Menit
Ke – 5 65 115 70
Menit
Ke - 7 65 110 65
PEMBAHASAN
1.Hasil denyut nadi dan tekanan darah
Pada hasil pemeriksaan denyut nadi secara palpasi, didapatkan hasil rata-rata 62 denyut/menit dengan irama yang teratur. Pada percobaan ini kami menggunakan arteri radialis dextra dan arteri brachialis dextra karena denyut pada tempat tersebut sangat besar sekali. Denyut nadi tiap orang berbeda-beda tergantung dari emosi, pekerjaan, makanan, aktivitas, cara hidup dan lain-lain.
Selain mengukur denyut nadi kami juga melakukan pengukuran tekanan darah secara palpasi dan auskultasi. Secara teoritis tekanan sistolik baik diukur secara palpasi maupun auskultasi menghasilkan hasil yang sama tapi dari hasil percobaan didapatkan hasil yang berbeda. faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan yaitu kesalahan dari pemeriksa karena terdapat kerusakan pada tensimeter.
2.Pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah.
Secara teori sebenarnya posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Hal ini karena ada efek gravitasi bumi. Pada saat berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut horisontal sehingga tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak terlalu memompa. pada saat duduk maupun berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung meningkat. Tetapi dalam percobaan kali ini kami dapatkan hasil dimana tekanan darah berbaring lebih tinggi daripada pada saat duduk dan berdiri. Hal ini merupakan kesalahan pemeriksa dalam melakukan pengukuran.
3.Pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah.
Hasil percobaan menunjukkan ada peningkatan denyut nadi, tekanan sistolik, dan tekanan diastolik setelah melakukan latihan fisik seperti naik turun bangku. Hal ini disebabkan karena perubahan yang besar dalam sistem sirkulasi dan pernapasan. Pada menit pertama terjadi kenaikan denyut nadi dan tekanan darah yang drastis karena masih belum biasa melakukan hal tersebut tapi lama kelamaan tekanan darah dan denyut nadi menurun karena kerja jantung kembali normal.
JAWABAN PERTANYAAN
1.Tekanan darah adalah kecepatan aliran persatuan luas dinding pada pembuluh darah yang diberikan oleh cairan darah yang mengalir.
2.Arteri radialis dextra, Arteri radialis sinistra, Arteri branchialis dextra
3.Perbedaan antara pengukuran tekanan darah cara palpasi dan auskultasi
Palpasi
•Konsep teori : pemeriksaan pada arteri radialis dextra, dimana dengan tekanan parsial dr manset yang diploma, setelah beberapa saat tak akan teraba. Kemudian manset dikempiskan perlahan-lahan.Hanya dapat mengukur tekanan sistolik.
•alat : jari II,III,IV dan sphygmomanometer
•prosedur:
oLetakkan lengan yang hendak diukur tekanan darahnya (lengan kanan) di sisi tubuh dengan kedudukan volar.
oPasang manset pada lengan atas kanan, sekitar 3 cm diatas fossa cubuiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar)
oRaba serta rasakan denyut arteri radialis dextra
oPompakan udara kedalam manset ( menggunakan pompa udara) sampai denyut arteri radialis dextra tak teraba.
oPompakan terus udara kedalam manset sampai tinggi Hg pada manometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut arteri radialis dextra tak terasa
oKeluarkan udara dalam manset secara pelan dan berkesinambungan ( dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan dengan arah jarum jam )
oCatat tinggi Hg pada manometer dimana arteri radialis pertama kali teraba kembali.
•Hasil: Hanya dapat mengukur tekanan sistolik. Hasilnya kurang akurat bila dibandingkan dengan pengukuran secara auskultasi yaitu lebih rendah.
Auskultasi
•Konsep teori : Pemeriksaan pada arteri brachialis, sama dengan palpasi namun pada auskultasi terjadi 2 denyutan sistolik & Diastolic atau yang lebih dikenal sebagai Korotkoff I &IV
•Alat : Stethoscope dan Sphygmomanometer
•Prosedur :
oLengan tetap berada disisi tubuh dengan kedudukan volar.
oTentukan letak arteria brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti dan letakkan stethoscope ( bell stethoscope) diatas arteria brachialis dextra tersebut.
oPompakan udara kedalam manset, maka saudara akan mendengar suara bising arteria brnchialis dextra melalui stethoscope.
oTeruskan memompa udara kedalam manset, pada suatu saat suara bising arteria brachialis dextra akan menghilang
oPompakan terus udara kedalam manset sampai tingi Hg pada manometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana suara bising arteri branchialis dextra telah menghilang
oKeluarkan udara didalam manset secara pelan dan berkesinambungan, maka saudara akan mendengar:
1.Suara Korotkoff I
Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi.
2.Suara Korotkoff IV dan V
Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan diastolic secara auskultasi.
•Hasil : Dapat mengukur tekanan sistolik dan tekanan diastolic. Hasilnya lebih akurat dibandingkan pengukuran secara palpasi.
4.Pemeriksaan pada lengan atas kanan hasilnya lebih akurat karena lokasinya lebih jauh dari jantung dibandingkan dengan lengan kiri sehingga suaranya tidak terlalu bising.Dengan demikian dapat menentukan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan tepat.
5.Ya berpengaruh. Cara pemasangannya haruslah tepat yaitu tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar.
a.Apabila terlalu longgar :
obunyi yang terdengar lemah
omenghasilkan tekanan darah yang tinggi.
b.Apabila terlalu ketat:
otekanan yang didapat sangat besar sehingga kadang suara korotkoff tidak terdengar
omenghasilkan tekanan darah menjadi lebih rendah dari seharusnya.
6.Mekanisme Bunyi Korotkoff:
a.Bunyi Korotkoff I
Kontraksi ventrikel mula-mula menyebabkan aliran balik darah secara tiba-tiba mengenai katup A-V ( katup mitral dan katup tricuspid )
Katup menutup dan mencembung kearah atrium sampai korda tendinea secara tiba-tiba menghentikan pencembungan ini
Elastisitas korda tendinae dan katup yang tegang kemudian akan mendorong darah bergerak kembali ke ventrikel-ventrikel yang bersangkutan
Peristiwa ini menyebabkan darah dan dinding ventrikel serta katup yang tegang bergetar dan menimbulkan turbulensi getaran dalam darah
Getaran kemudian merambat melalui jaringan di dekatnya ke dinding dada sehingga terdengar sebagai bunyi Korotkoff I dengan menggunkan sthetoscop
b.Bunyi Korotkoff II
•Ditimbulkan oleh penutupan katup semilunaris yang tiba-tiba pada akhir systole
•Mekanisme :
1.Ketika katup semilunaris menutup, katup ini menonjol kea rah ventrikel dan regangan elastic katup akan melentingkan darah kembali ke arteri
2.Menyebabkan pantulan yang membolak-balikkan darah antara dinding arteri dan katup semilunarasi, dan juga antara katup dan dinding ventrikel dalam waktu singkat
3.Getaran yang terjadi di dinding arteri kemudian dihantarkan terutama di sepanjang arteri
4.Bila getaran dari pembuluh atau ventrikel mengenai dinding suara (mis:dinding dada), getaran ini menimbulkan suara yang dapat didengar
c.Bunyi Korotkoff III
Bunyinya lemah dan bergemuruh dan terdengar pada awal sepertiga bagian tengah diastole
Terjadi karena osilasi darah yang bolak-balik antara dinding-dinding ventrikel yang dicetuskan oleh masuknya darah dari atrium
Bunyi ini baru terdengar saat sepertiga bagian tengah diastole karena pada permulaan diastole, ventrikel belum cukup terisi sehingga belum terdapat tegangan elastic yang cukup dalam ventrikel untuk menimbulkan lentingan
Frekuensi bunyi ini biasanya sangat rendah, sehingga telinga kita tidak dapat mendengarkannya namun bunyi seringkali dapat direkam pada fonokardiogram
d.Bunyi Korotkoff IV
Bunyi ini timbul saat atrium berkontraksi yang disebabkan oleh meluncurnya darah ke dalam ventrikel sehingga menimbulkan getaran seperti yang terjadi pada bunyi jantung yang ke III
e.Bunyi Korotkoff V
Digunakan untuk mengukur tekanan diastolic
7.Korotkoff V lebih baik, karena korotkoff V adalah suara terakhir yang didapatkan dari pemompaan tekanan darah. Korotkoff IV nyaris tak terdengar, Korotkoff V terdengar lebih jelas meskipun pelan
8.Ada perbedaan
Pada atlet pemulihan denyut nadi dan tekanan darah jauh lebih cepat dibandingkan dengan non atlet, hal ini disebabkan karena jantung atlet lebih tebal dan lebih kuat sehingga denyut nya lebih stabil (tidak mengalami perubahan drastis). Oleh karena itu bila dilakukan pemeriksaan post exercise, pemulihan denyut nadi dan tekanan darah lebih cepat daripada non atlet.
9.a. Posisi tubuh sangat mempengaruhi denyut nadi dan tekanan darah dari seseorang.
Teori : peningkatan curah jantung menjadi hal dasar untuk menyediakan sejumlah besar oksigen dan zat makanan lain yang dibutuhkan oleh otot-otot yang bekerja. Karena itulah denyut nadi dan tekanan darah pada posisi berdiri > posisi duduk > berbaring/terlentang
b.Hasil praktikum tidak sesuai dengan teori, yaitu tekanan darah pada saat posisi berbaring paling besar dibandingkan posisi duduk dan berdiri.
c.Karena terjadi kesalahan, yaitu : pada saat pemeriksaan denyut nadi dan tekanan darah, mahasiswa coba melakukan aktivitas lain, sehingga hasil percobaannya tidak sesuai dengan teori.
10.a. Latihan fisik dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatis , yang dapat menimbulkan peningkatan tekanan arterial, sehingga jg meningkatkan denyut nadi dan tekanan darah (pengeluaran dan pengembalian darah ke jantung)
b.Hasil percobaan sesuai dengan teori
KESIMPULAN
1.Tekanan darah dapat diukur dengan 2 metode:
a.Metode langsung
Dengan menggunakan jarum atau kanula tetapi cara ini sudah jarang digunakan.
b.Metode tidak langsung
Menggunakan sphygmomanometer. Dapat diukur dengan 2 cara:
Cara palpasi : dapat mengukur tekanan sistolik.
Cara auskultasi : dapat mengukur tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
2. Pengaruh posisi tubuh dapat mempengaruhi tekanan darah. Karena itulah denyut nadi dan tekanan darah pada posisi berdiri > posisi duduk > berbaring/terlentang
3.Latihan fisik dapat mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah meningkat karena jantung perlu kerja extra untuk memenuhi segala kebutuhan selama latihan fisik terutama kebutuhan oksigen sehingga jantung harus memompa lebih cepat. Hal ini menyebabkan peningkatan denyut nadi dan tekanan darah meningkat

DAFTAR PUSTAKA
1.Guyton, A & Hall, J.2002.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Edisi 9. Jakarta

Comments

  1. makasi bgt...artikelnya sangat membatu untuk bkin laporan...thx...

    ReplyDelete
  2. thanx bgt y......
    bener2 bermanfaat!!

    ReplyDelete
  3. arigatou gozaimashu....!!akhirnya Q nemuin jawabannya...!!
    ^_^

    ReplyDelete
  4. ooooooo tau gt aku ngambil dri sini ajj dr kmrin

    ReplyDelete
  5. sippp. pas pisan.. kange laporan praktikum besok.. hihihihi
    hatur nhuun

    ReplyDelete
  6. sippp. pas pisan, kango praktikum enjing... hihihi
    htur nhuun kang

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Daftarkan Blog Anda ( Blog Directory)

Jenis - Jenis Cengkeram

RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI